Kamis, 25 Oktober 2018

IMLABS Lhokseumawe (Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Induk, Labuhanbatu Utara) Temu ramah 2018 (the best memories)

Assalamualaikum. . . 
Salam sejahtera bagi kita semua

IMLABS LHOKSEUMAWE atau Ikatan Mahasiswa Labuhan Batu Seluruhnya merupakan suatu organisasi ikatan yang terdiri dari tiga Kabupaten yaitu, Kabupaten Labuhan Batu Raya, Labuhan Batu Utara, dan Labuhan Batu Selatan. IMLABS LHOKSEUMAWE didirikan pada tanggal 19 April 2015. IMLABS ini didirikan untuk mempererat tali silaturahmi antara Mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Labuhan Batu.
Dalam hal ini IMLAB LHOKSEUMAWE mempunyai pengurus-pengurus inti keorganisasian yang sama halnya dengan organisasi-organisasi lainnya. IMLABS LHOKSEUMAWE mempunyai pengurus inti sebagai berikut :
Ketua Umum                           : Aydyl Mardani Siregar
Sekretaris Umum                    : Ahmad Rivai
Bendahara Umum                   : Maisyaroh Hasibuan
Korwil Labuhan Batu Raya     : Rosadi Saima Wardana Siregar
Korwil Labuhan Batu Utara    : Dicky Kurnia Naipospos 
Korwil Labuhan Batu Selatan : Hafiz Harahap
  1. Lambang Toga menunjukkan bahwa kami adalah mahasiswa yang mempunyai tujuan untuk dapat menggapai cita-cita kami.
  2. Buku dan Pena menunjukkan bahwa kami belajar dan terus belajar untuk memperoleh prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
  3. Berjabatan tangan berarti bahwa anak-anak IMLABS mempunyai tali persaudaraan yang erat dan mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain karena kami adalah satu.
  4. Sawit merupakan Sumber Daya Alam yang menjadi ciri khas Labuhan Batu.
  5. Bambu runcing yang menyilang berarti bahwa kami selalu bersama dan berjuang untuk mencapai tujuan yang kami inginkan.
“BERSAMA IMLABS MARI KITA BANGUN HUBUNGAN KEKERABATAN YANG BERSIFAT KEKELUARGAAN DAN BERSATU DALAM KEAKRABAN.
KARENA KITA ADALAH SATU”


Selasa, 23 Oktober 2018

makalah Grafit dan Intan - bahan teknik


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul Grafit dan Intan”. Tersusunnya karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara material dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Bahan Teknik II Universitas Malikussaleh Aceh
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat saya selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua pihak. Saya pun menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kelemahan serta kekurangan. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan mendatang.

                                                            Lhokseumawe, 25 Nopember 2017
                                                            Penulis,



                                                            Faisal Akbar Roska Nst


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3.Tujuan Masalah ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Grafit dan Intan.................................................................................... 3
2.2.Sifat Grafit dan Intan ............................................................................................ 5
2.3.Struktur Grafit dan Intan ....................................................................................... 6
2.4.Proses Pembuatan Grafit dan Intan ....................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
                   


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
Intan merupakan satu-satunya batu permata yang mempunyai formula yang terdiri dari satu unsur yaitu karbon (C). Intan terbentuk bersamaan dengan pembentukan batuan ultrabasa misal peridotit dan kimberlit. Kristalisasi intan pada kimberlite pipe terbentuk pada kedalaman 60 mil (kurang lebih 95 km) atau lebih dalam dibawah permukaan bumi dan pada temperatur 1.500-2.000о C. Intan mempunyai hablur dengan sistem kubus, umumnya berwarna bening tetapi kadang-kadang berwarna kebiruan, kehijauan, kemerahan atau kuning, berat jenis 3,52 dengan kilap adamantin dengan garis tengah atom 1,54оA, kekerasan 10 skala Mohs atau 8000-8500 knop.
Sejauh ini tidak diketahui asal dan arti kata intan yang dalam bahasa Inggris disebut diamond. Kata diamond yang diturunkan dari bahasa Belanda, diamant sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak terhancurkan. Ikatan atom karbon dalam kisi-kisi hablur mempunyai empat arah kelemahan atau bidang belah. Bila mendapat tekanan yang keras maka kristal ini akan terbelah meninggalkan permukaan atau bidang yang halus sejajar dengan bidang oktahedron. Sifat ini sangat penting bagi pengrajin intan (lapidan) dalam membagi intan berbutir besar menjadi butir-butir yang lebih kecil serta dalam membuat bentuk dan mengasahnya. Sifat lain yang penting adalah mempunyai ciri bahwa mineral olivin yang berasosiasi telah mengalami proses serpentinisasi. Intan yang diketemukan di Kalimantan dan berukuran paling besar adalah intan Trisakti dengan 166,72 karat diketemukan di Kab. Cempaka tahun 1965. Intan ini digosok di Amsterdam. Menyusul penemuan intan Galuh Cempaka berukuran 29,75 karat pada tanggal 18 Agustus 1969. Pada tahun itu juga ditemukan intan Galuh Bulan berukuran 27,5 karat, sedang pada 27 November 1967 ditemukan intan Galuh Badu berukuran 26,50 karat di Kec. Bati-Bati, Kab. Tanah Laut dan pada tahun 1987 akhir ditemukan lagi intan dengan berat 50 karat berwarna kuning.



1.2.         Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang bisa diambil penulis adalah sebagai berikut :
1.      Apa itu grafit dan intan ?
2.      Bagaimana sifat grafit dan intan ?
3.      Bagaiman proses terbentuknya grafik dan intan ?

1.3.         Tujuan Makalah
Adapun tujuan yang bisa diambil dari makalah ini adalah ;
1.      Memberi pengetahuan terhadap pembaca apa itu Grafit dan Intan
2.      Mengetahui sifat-sifat Grafit dan Intan
3.      Mengenal grafit dan intan
4.      Mengetahui proses terbentuknya grafit dan intan



TEKNIK MESIN MALIKUSSALEH





BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Grafit dan Intan
            Grafit merupakan alotrop karbon yang dapat menghantarkan arus listrik dan panas dengan baik. Karena sifat inilah grafit biasanya digunakan sebagai elektroda pada sel elektrolisis. Dalam struktur grafit setiap atom karbon membentuk ikatan kovalen dengan tiga atom karbon lainnya membentuk susunan heksagonal dengan struktur berlapis seperti tumpukan kartu. Grafit dinamai oleh Abraham Gottlob Werner pada tahun 1789 dengan mengambil kata dari bahasa Yunani. Grafit juga bisa dibuat menjadi isi pensil. Mineral grafit dapat di temukan di batuan metamorf yaitu sabak, filit,sekis, gneis. Karena atom karbon memiliki 4 elektron valensi maka pada setiap atom karbon masih terdapat satu elektron yang belum berikatan (elektron bebas). Sifat daya hantar listrik yang dimiliki oleh grafit dipengaruhi oleh elektron-elektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Elektron-elektron ini tersebar secara merata pada setiap atom C karena terjadi tumpang tindih orbital seperti pada ikatan logam yang membentuk awan atau lautan elektron. Oleh sebab itu ketika diberi beda potensial, elektron-elektron yang terdelokaslisasi sebagian besar akan mengalir menuju anoda (kutub positif), aliran elektron inilah yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir. Sedangkan ketika salah satu ujung dipanaskan maka elektron-elektron ini akan segera berpindah menuju bagian yang memiliki suhu lebih rendah. Akibatnya panas tersebut akan menyebar ke bagian grafit yang memiliki suhu lebih rendah. Struktur grafit seperti yang tertera pada Gambar.
Gambar stuktur grafitGambar stuktur grafit
Ikatan kovalen antar lapisan pada grafit relatif lebih lemah bila dibanding ikatan kovalen antar antar atom dalam satu lapisan. Dengan adanya hal ini menyebabkan grafit bersifat licin, karena lapisan yang berada dibagian atas mudah tergelincir atau mudah tergeser.
Sedangkan Intan atau berlian atau diamond merupakan alotrop karbon yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan hingga saat ini intan dikenal sebagai mineral alami yang paling keras dimana belum ada mineral lain yang berhasil menggores atau memotong intan.
struktur intanstruktur intan
Intan kini dapat produksi secara komersial dalam skala laboratorium maupun skala industri. Bahan dasar pembuatan intan yaitu grafit dengan katalis logam. Proses pembuatan intan dari grafit dilakukan pada suhu tinggi yakni sekitar 3500 °C bahkan dapat lebih tinggi dan tekanan tinggi pula yakni sekitar 140.000 atm atau lebih. Selain menggunakan cara tersebut, intan dapat dihasilkan dengan pirolisis hidrokarbon pada suhu relatif rendah (± 900 °C) dan tekanan realtif lebih rendah pula yakni sekitar 102 Pa.
Gambar intanGambar intan
Namun dalam kehidupan sehari-hari intan yang sering dijumpai terdiri dari berbagai macam warna. Berbagai warna yang dihasilkan intan dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
1.      Adanya pengotor dalam struktur intan sehingga pengotor tersebut dapat mengubah spektrum absorbsi intan. Spektrum intan yang berubah akibat adanya pengotor tergantung pada jenis dan konsentrasi pengotor yang ada Misalnya intan kuning dan oranye mengandung nitrogen, intan biru mengandung boron, intan abu-abu, ungu dan hijau mengandung hidrogen.
2.      Intan hijau disebabkan oleh radiasi alam, yang terjadi selama berjuta-juta tahun sehingga dapat mengubah struktur atom dalam intan. Akibat berubahnya struktur intan menyebabkan sektrum absorpsi intanpun berubah.
3.      Intan merah muda, merah dan coklat disebabkan oleh adanya deformasi plastik. Struktur atom karbon yang memutar selama pembentukan intan dalam tanah sehingga mengubah sektrum absorpsi intan. Hal ini tampak pada intan sebagai garis urat yang menyerupai urat kayu. Garis inilah yang memberikan spektrum warna yang berbeda.


2.2.Sifat Grafit dan Intan
            Grafit memiliki sifat diantara lain nya adalah sebagai berikut :
1.      Memiliki titik leleh tinggi, sama seperti intan. Hal ini disebabkan iktan kovalen yang terbentuk sangat kuat sehingga diperlukan energi yang tinggi untuk memutuskannya.
2.      Memiliki sifat lunak, terasa licin dan digunakan pada pensil setelah dicampu tanah liat.
3.      Tidak larut dalam air dan pelarut organik, karena tidak mampu mensolvasi molekul grafit yang sangat besar.
4.      Dibanding intan, grafit memiliki massa jenis yang lebih kecil, karena pada strukturnya terdapat ruang-ruang kosong antar lipatannya.
5.      Berupa konduktor listrik dan panas yang baik. Karena sifat ini grafit digunakan sebagai anoda pada baterai (sel Leclanche) dan sebagai elektroda pada sel elektrolisis.
Sedangkan intan juga mempunyai sifat tertentu, yaitu :
1.      Intan merupakan mineral alami yang paling keras, sehingga intan banyak digunakan sebagai alat untuk memotong, mengasah dan sebagai mata bor.
2.      Memiliki titik leleh yang sangat tinggi yakni 4827 °C). Hal ini disebabkan Ikatan kovalen karbon-karbon yang terbentuk pada struktur intan sangat kuat bahkan lebih kuat dari ikatan ionik.
3.      Berupa isolator namun dapat menyerap panas dengan sangat baik. Daya hantar listrik intan berkaitan dengan elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan, dimana pada intan elektron-elektron berikatan sangat kuat sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak ketika diberi beda potensial. Sifat penyerap panas yang baik dari intan diaplikasikan pada peralatan elektonik untuk menyerap panas yang dihasilkan ketika peralatan elektronik digunakan. Dengan melapisi intan pada konduktor dalam peralatan elektronik maka suhu peralatan tersebut dapat dijaga relatif konstan sehingga peralatan tersebut dapat berfungsi secara normal.
4.      Tidak larut dalam air dan pelarut organik. Dalam hal ini tidak memungkinkan terjadinya daya tarik antara molekul pelarut dan atom karbon yang dapat membongkar daya tarik antara atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen. Akibat pelarut tidak mampu mensolvasi molekul intan.

2.3.Struktur Grafit dan Intan
Intan kita kenal sebagai batu permata. Perhiasan intan sungguh cantik, berkilauan, menakjubkan sekali. Bayangkan, intan itu terdiri atas atom-atom karbon yang sifat kimianya sama dengan atom-atom karbon dalam arang yang hitam. Grafit berbeda lagi, warnanya hitam, lebih halus permukaannya dibanding arang. Isi pensil adalah contoh grafit. Bagaimana struktur intan dan grafit? Tentu berbeda. Perbedaan strukturnya lah yang membuat perbedaan sifat fisisnya. Dalam intan, keempat elektron valensi dari tiap atom C digunakan semua untuk ikatan. Karena keempat elektron valensi ini berikatan dengan 4 atom C lain, terbentuklah struktur tetrahedral yang simetri. Tetrahedral-tetrahedral ini berikatan dengan sangat kuat membentuk struktur raksasa. Struktur ini memiliki bentuk kristal kubus.
Grafit, memiliki struktur kristal yang berbeda dengan intan, karena tidak semua elektron valensinya digunakan untuk ikatan. Hanya 3 elektron dari 4 elektron valensinya yang digunakan untuk ikatan. Satu elektron yang tak berikatan ini dalam keadaan bebas. Karena itulah grafit dapat menghantar listrik, sehingga dapat digunakan sebagai konduktor, salah satunya sebagai elektroda inert. Tampak struktur grafit adalah heksagonal datar dan berlapis-lapis. Tiga elektron valen atom C yang saling berikatan, membentuk lapisan heksagonal. Satu elektron valensi yang bebas menyebabkan terjadinya ruang kosong antar lapisan satu dengan lapisan lainnya. Ikatan antar lapisan ini sangat lemah, sehingga grafit mudah patah. Intan adalah mineral paling keras, sedang grafit tergolong salah satu mineral yang lunak dan mudah patah. Silakan mengikuti pembelajaran melalui video berikut, bahasanya mudah, penjelasannya rinci dan sistematis. Selamat dan sukses.
2.4.Proses Pembuatan Grafit dan Intan
Grafit dan intan adalah dua mineral yang paling menarik. Bagaimana tidak, secara kimiawi mereka sama, tetapi secara fisik mereka beda bagai bumi dan langit (keduanya dibentuk di bumi, bukan dari langit, kecuali hujan intan yang mengguyur planet saturnus dan jupiter). Grafit dan intan sama-sama tersusun dari atom karbon C. Yang membuat mereka begitu berbeda secara fisik adalah struktur kristalnya. Inilah yang disebut dengan polimorf atau alotrop. Jadi sekarang jelas bahwa grafit dan intan merupakan suatu alotop karbon (Alotrop karbon yang lain adalah Lonsdaleite, C60 atau Buckminsterfullerene atau buckyball, C540, C70, Amorphous carbon, dan single walled carbon nanotube atau buckytube).
Grafit dapat berubah jadi intan. Di bawah permukaan bumi, kedalaman 100-200 km (mantel bumi), pada batuan cair (magma) yang bersuhu 900 - 13000C dan bertekanan 45-60 kilobar (44411.5 - 59215.4 atm) adalah kondisi yang tepat untuk mengubah grafit (atau mineral karbon murni yang lain) menjadi intan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmUrv8xUeqPlXhyphenhyphencgMQr7vkttos9teX6cDc0Crm8Xke8R4d6MqKjMaBS4-z9nWljaGhhXs62tsrYoc1v3rVst_mFWg4MS4TbM2RjhDtWsaoJs1zs8IVbOCQAtOvdi7Iz5mM9c-jwNbXOk/s1600/Untitled-1.jpg
Pembentukan intan (sumber: American Museum of Natural Hystory, Aushton Mining Canada)
Erupsi magma yang sangat kuat membawa batuan vulkanik (kimberlite atau lamporite) yang mengandung intan ke permukaan bumi dengan kecepatan erupsi 10-30 km/jam (Eggler,1989) dan akan semakin cepat jika telah mendekati permukaan. Jalannya erupsi magma membentuk pipa vulkanik. Pipa vulkanik inilah yang merupakan lokasi sumber intan pertama. Bebatuan yang mengandung intan pada sedimen di atas pipa vulkanik dapat mengalami proses geologi lanjutan berupa pengangkutan oleh air atau glacier, sehingga terbawa jauh dari tempat asalnya dan kemudian terendapkan di dasar sungai (deposit aluvial). Bebatuan terkikis, tetapi intan tidak, maka intan ditemukan di dasar sungai atau tepiannya dalam bentuk kerikil kecil atau bahkan bongkahan. Kini intan sintetis dapat diproduksi dengan metode antara lain HPHT (High Pressure High Temperature) dan CVD (Chemical Vapor Deposition). Pembuatan intan dengan metode HPHT dilakukan pertama kali oleh oleh James B. Hannay pada 1879 dan Ferdinand F. H. Moissan pada 1893. Metode mereka memanaskan grafit dan besi dalam wadah peleburan dengan suhu di atas 35000C pada tungku pembakaran. Hannay memanaskannya dengan api, sedangkan Moissan dengan pancaran listrik. Besi yang meleleh didinginkan secara cepat oleh air. Reaksi pendinginan ini menghasilkan tekanan yang tinggi, menciptakan suatu kondisi yang dibutuhkan oleh grafit untuk berubah menjadi intan. Sekarang metode HPTP menggunakan peralatan yang lebih canggih dengan biaya reproduksi yang lebih murah, cukup dengan tekanan 5 GPa atau 49346.16 atm dan temperatur 15000C. Pada tahun 1950-an, penelitian dilakukan di Uni Soviet dan USA membuat intan sintesis menggunakan metode CVD, yaitu dengan pirolisis gas hidrokarbon pada suhu dan tekanan relatif rendah (8000C dan 27 kPa atau 0.266 atm). Metode CVD memberikan keunggulan yang lebih, daripada HPHT, tetapi saat ini masih populer dilakukan untuk skala laboratorium saja.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKx5dLwBXD51MIZGDT4Kesq-aeget8M9FprI_UKgISI7b4i4U3sQkXOgW4gIwiZagDJ8lKEgYYlJwLeDsF9wLHIkRFf_6atJzjxyp0IjWIUjtvO3MOb_4thm0BhOxCA16HsPgKBbT25lw/s1600/where-do-natural-color-diamonds-get-their-color-infographic.png

          Proses terbentuknya berlian memerlukan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, serta membutuhkan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk membentuk kristas kristal berlian. Hal tersebut menyebabkan berlian menjadi sangat berbeda bila dibandingkan dengan seluruh mineral yang ada di alam, dengan cara memperhatikan karakteristik komposisi kimia dan struktur kristalnya.
berlian mentah hasil dari proses terbentuknya berlian
Berlian mentah

Berlian terbentuk jauh di kedalaman bumi, kurang lebih 150 km di bawah permukaan. Dan yang pasti, temperatur pada kedalaman tersebut sangat panas. Juga tekanan yang sangat tinggi. Tekanan tersebut berasal dari seluruh berat batuan dan tanah yang ada diatasnya. Kombinasi antara temperatur yang sangat panas dan tekanan yang sangat tinggi, adalah kondisi yang diperlukan untuk membentuk kristal kristal berlian. Sejauh itulah ilmu pengetahuan dapat menjelaskan, bagaimana proses terbentuknya berlian dan kondisi apa yang diperlukan agar berlian terbentuk. Secara teoritis demikian, karena yang jelas, ilmuwan tidak bisa melakukan pengamatan di lokasi tempat proses terbentuknya berlian, dan teknologi belum memungkinkan kita mengebor hingga di kedalaman tersebut.
Berlian yang dapat kita temukan di permukaan bumi, adalah bagian yang ikut terbawa saat terjadi letusan vulkanis yang sangat dahsyat. Bukan jenis letusan vulkanik yang biasa kita lihat di televisi pada saat ada peristiwa gunung meletus, tetapi letusan vulkanik yang berasal dari kedalaman bumi, letusan yang sangat besar. Letusan vulkanik jenis ini terjadi ketika bumi masih dalam tahap awal terbentuknya dan masih panas. Diperkirakan terjadi sekitar satu sampai dua milyar tahun yang lalu, bahkan bisa lebih dari itu. Letusan yang maha dahsyat tersebut, membawa serta batuan berlian yang sudah terbentuk sebelumnya, ke permukaan bumi. Ketika magma berhasil mencapai permukaan, akan membentuk gundukan material vulkanik, yang dengan perlahan mendingin, dan berlian yang ikut terbawa ke permukaan, terkubur didalamnya. Jenis letusan vulkanis yang dahsyat tersebut, dinamakan “Kimberlite“.
letusan vulkanis kimberlit membawa hasil proses terbentuknya berlian ke permukaan bumi
Letusan vulkanis Kimberlite
Sampai sekarang, belum diketahui dengan tepat, berapa lama waktu yang diperlukan untuk proses terbentuknya berlian di alam. Beberapa percobaan dilakukan untuk mengukur umur berlian. Di ambil satu berlian dan dari beberapa bagian diambil sample nya. Tapi percobaan tersebut tidak membuahkan hasil yang meyakinkan. Hal tersebut mungkin disebabkan, berlian terbentuk dalam jangka waktu yang tidak pasti, mungkin dalam hitungan hari, minggu, bulan atau bahkan jutaan tahun. Dan seperti kristal lainnya yang terbentuk secara alamiah, kristal berlian juga terbentuk bukan dalam proses yang berlangsung terus menerus. Pertama terbentuk, karena kondisi suhu dan tekanan yang memungkinkan, tetapi bisa saja proses tersebut terhenti karena kondisi alamnya juga berubah. Tekanan yang berkurang atau suhu yang mendingin atau mungkin juga ketersediaan sumber karbonnya. Berhentinya proses pembentukan kristal berlian tersebut bisa saja terjadi dalam jangka waktu jutaan atau bahkan ratusan juta tahun. Dan jika kondisi untuk terbentuknya batu berlian terpenuhi, proses tersebut berlangsung lagi. Hal tersebut yang menyulitkan ilmuwan untuk mengukur secara pasti, berapa lama proses terbentuknya berlian, karena di alam, tidak semua hal berlangsung secara terus menerus.
                Sedangkan proses pembuatan Gafit, Grafit berasal dari pelapukan sisa-sisa kehidupan, prosesnya disebut dengan metamorfogenik. Pada gambar, kita lihat bahwa tumbuhan yang mati akan menjadi endapan yang disebut gambut (peat). Seiring lamanya waktu, kedalaman lapisan bumi, serta peningkatan tekanan dan suhu, maka gambut tadi akan bertransformasi menjadi batuan sedimen organik, yaitu lignite (batu bara coklat/brown coal). Dari lignite berubah menjadi coal (batu bara hitam/black coal). Coal tersusun menjadi beberapa bentuk mineral, dari lapisan atas ke bawah, yaitu sub-bituminous, bituminous, dan anthracite.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnkFAjvwbc5b_33nXO9PJe4X1uOo3pKQwoBax99TqaYJXOmxg8AtTOlRJSM-Az4TMiuXRO_JyWkoV_zWuTWj2oFGy5BV9tAEvB16J97KxeeqZxG0lQwHINDPSrncYP9zhBQQ_iKX-DWDs/s1600/coalification.png
                               Proses metamorfogenik batuan sedimen organik coal menjadi graphite

Di kedalaman 7-8 km dari permukaan bumi (kerak bumi), suhu mencapai 2000C-5000C dan tekanan sekitar 0,4-0,5 GPa (3947.69-4934.61 atm) merubah coal anthracite menjadi grafit. 
Sumber lain mengatakan bahwa grafit dapat berasal dari intan. Intan yang tidak segera dikeluarkan dari magma, akan terus panas dan bertransformasi menjadi grafit (prosesnya disebut kontak magmatik). Sumber yang lain juga bilang bahwa selain berasal dari batuan sedimen, grafit dapat berasal dari batuan beku dan metamorf. Menurut Kuzvart (1984) grafit terjadi melalui proses magnetik awal, kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.


     TEKNIK MESIN MALIKUSSALEH








BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Grafik dan intan adalah suatu benda yang hampir mirip sekali. Grafit dan Intan tersusun dari atom-atom yang sama, yaitu karbon. Yang membedakannya hanyalah cara atom-atom itu berikatan, membentuk struktur kristal. Struktur intan hanya bisa dihasilkan dalam suatu tekanan yang sangat tinggi. Grafit tidak memerlukan tekanan yang demikian, karena itu intan memperoleh derajat yang lebih baik, menghiasi wanita cantik. Grafit harus berpuas diri dengan menjadi ujung pensi. Grafit adalah penghantar listrik dan panas yang cukup baik tetapi bersifat rapuh. Pada temperatur yang lebih tinggi, grafit teroksidasi oleh asam nitrat berasap, kalor atau oksigen. Grafit hanya dapat dilarutkan dalam besi leleh. Ditinjau dari segi ketahanan terhadap korosi, grafit merupakan bahan yang bidang penggunaannya sangat luas. Bahan tersebut tahan terhadap semua asam dan sebagian besar basa hingga di atas 100°C. Intan  adalah  mineral  yang   secara  kimia  merupakan
bentuk kristal, atau alotrop, dari karbon. Intan terkenal karena memiliki   sifat-sifat   fisika   yang   istimewa,   terutama   faktor kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri.
     TEKNIK MESIN MALIKUSSALEH



DAFTAR PUSTAKA

Kolloquium Elektromagnetische Tiefenforschung, Burg Ludwigstein, 1.10.-5.10.2001, Hrsg.: A. Hördt und J. B. Stoll

TEKNIK MESIN MALIKUSSALEH